Kamis, 15 Desember 2011

Arisan! 2

Setelah tertunda beberapa kali, akhirnya kemarin saya berkesempatan nonton film Arisan! 2. Ini termasuk film Indonesia yang saya tunggu-tunggu karena suka banget film Arisan sebelumnya. Selain itu saya juga penggemar film-film Mbak Nia Dinata. Brasa banget 'perempuannya'. Sebetulnya saya penyuka film-film Indonesia asal jangan yang horor. Jadi hampir semua film Indonesia pasti saya tonton. Kalau tidak sempat di bioskop ya cari DVDnya.

Sengaja saya nonton di pertengahan minggu, biar bisa 'go show' alias dateng langsung dapat tempat. Waktu saya masuk bioskop, yang nonton masih cukup ramai. Setidaknya sampai baris E masih terisi penuh.

Saya sangat menikmati film dengan durasi hampir 2 jam itu. Walaupun di tengah-tengah film banyak muncul pertanyaan di kepala saya. Seperti tokoh dr Tom (Edward Gunawan), sebetulnya dia dokter medis atau semacam terapis alternatif gitu? Udah gitu kenapa Meimei (Cut Mini) membawa Talu, yang merupakan anak biologis Lita (Rachel Maryam), ke pulau, padahal dia sedang sakit & menjalankan terapi? Apakah Talu merupakah salah satu obat buat dia? Tapi yang saya lihat malah sepertinya Meimei agak terbebani dengan keberadaan Talu tersebut. Kemudian Molly (Ardinia Rasti), si bartender. Siapanya dr Tom kah ia, pacar atau mantan pacar barangkali? Apakah dia sudah sembuh dari kanker serviknya? Kemudian dari tatapan & sentuhannya ke Meimei, apakah dia tertarik dengan Meimei secara fisik atau dengan kata lain seorang lesbi? Tetapi kenapa dia seperti masih tertarik dengan dr Tom? Apakah dia biseksual? Terus, adegan mereka berpelukan bertiga dan masuk ke kamar, simbol dari apa ya? 

Itu mereka yang ada di pulau..

Kalau tokoh-tokoh yang ada di Jakarta, entah di sensor atau tidak, saya agak kurang jelas dengan perjanjian dokter Joy (Sarah Sechan), Sakti (Tora Sudiro), Gerry (Pong Harjatmo) dan Ara (Atiqah Hasiholan). Saya mengira-ngira kalau perjanjiannya adalah Sakti boleh jalan dengan Gerry asal dr Joy boleh berpasangan juga dengan Ara. Diceritakan bahwa Sakti yang gay saja merasa absurd dan menolak tawaran yang diajukan kepadanya. (Apalagi saya yang tidak biasa melihat hal-hal seperti itu hehe).

Oke.. Itu emang kebiasaan buruk saya saat nonton, kebanyakan pertanyaan. Seharusnya saya duduk & menikmati saja alurnya. ;p

Film ini sepertinya lebih mengedepankan pasangan sejenis. Padahal dalam pikiran saya akan lebih lengkap kalau ada cerita hubungan antara lawan jenis. Memang sih ada cerita Andien (Aida Nurmala) memiliki hubungan dengan seorang pria berseragam yang tidak mau diketahui oleh kedua anak kembarnya, padahal anaknya tahu. Tetapi porsinya terlalu kecil.

Buat saya di film Arisan! 2 ini akting Aida Nurmala tetap juara. Luwes banget, terlepas dari dia memang sosialita juga atau tidak, saya kurang tahu. Tetapi dari film Arisan! Tokoh Andien ini sangat menarik untuk saya. Kalau di film sebelumnya tokoh Sakti dan Nino (Surya Saputra) menarik perhatian semua orang, karena hubungan sesama jenisnya, di film ini Octa (Rio Dewanto) lebih menarik perhatian. Buat saya ia sukses memerankan tokoh Octa, seorang gay berusia 21 tahun yang pacaran dengan seorang pria berusia menjelang/awal 40 tahunan. Rio Dewanto bisa banget memerankan seorang berondong yang manja, demanding, selalu mengunggah foto-fotonya ke twitter biar terlihat 'up to date'. Penonton benar-benar tertawa dibuatnya, termasuk saya. Berasa tersindir atau 'gw banget tuh'... Hehehe. Untuk tokoh Meimei sendiri, ya seperti di film sebelumnya, walaupun tokoh utama, tetapi tidak menarik perhatian saya. Akting Cut Mini oke di sini. Tetapi sekali lagi, tokoh Meimei tidak unik buat saya. Akting Sarah Sechan juga oke. Memerankan dokter bedah plastik yang bergaul di kalangan sosialita, Sarah menarik perhatian saya dengan gaya bicara dr Joy yang khas untuk huruf S. Secara keseluruhan, sulit untuk liat akting siapa yang menonjol, karena terlalu banyak orang di dalamnya, namun beberapa orang atau tokoh di atas lah yang menarik perhatian saya.

Film yang bagus dan barangkali jujur menceritakan kehidupan sosialita Indonesia yang apa-apa selalu dikaitkan dengan 'image'. Pertemanan palsu, persahabatan sejati digambarkan dengan baik di film ini. Walaupun ceritanya agak tidak lazim di Indonesia (dan bagusnya tidak didemo ;p) itu mungkin gambaran yang memang terjadi di Jakarta. Tinggal bagaimana kita menyikapinya.

Semoga semakin banyak film-film nasional yang bagus yang akan dibuat. Menggantikan film horor dengan sentuhan seks yang banyak dibuat belakangan ini. Film Arisan! 2 salah satunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar