Minggu, 11 April 2010

One Sweet Day

Today is one if the most beautiful day I've ever felt for the entire of my life. I said 'one of' because I believe there so many beautiful days will come.

I've been waiting for this day for almost 13 years. But, so sad my Dad isn't here to celebrate with us. This is one of his silent dreams.

After a very long and winding road, finally I can fulfill yours, Pa and mine of course :)

My tears kept falling at the ceremony. Especially when they sang 'Yang Terbaik Untukmu' by Ada Band. It's my favorite song. I saw my Mom crying too.

Thanks for everything, Mom. I dedicate this for u and papa. And I'll try to fulfill yours too. Because your happiness is my happiness.

Love u Ma, Pa
:-*

Minggu, 04 April 2010

Kerudung

Sore tadi saya jalan-jalan ke sebuah pertokoan. Tak ada yang spesifik untuk dicari, saya hanya berniat untuk lihat-lihat saja [wanita! Hehehe...]. Namun sampai di sana, saya teringat untuk mencari kerudung yang senada dengan baju yang akan saya pakai minggu depan. Entah karena memang saya membutuhkannya atau karena tidak tahan melihat kerudung dalam berbagai warna menarik di toko langganan, akhirnya saya mampir ke toko itu.

Sewaktu sedang memilih warna pink yang sesuai dengan baju saya, saya mendengar wanita di sebelah saya bertanya-tanya kepada pelayan. "Ini apa sih, Mbak? Gimana makenya? Kok ada giniannya, buat apaan sih?" Si pelayan tampak bingung menjelaskannya. "Yaaa..bwat dipake, Mbak. Jadi daleman dalam kerudung." Kemudian wanita tersebut bertanya "Makenya gimana, Mbak?" Si pelayan menjawab, "Dipakein ajah ke kepala, trus talinya diikat buat ngencengin." Kemudian pelayan lain membawakan wanita itu sebuah kaca. Saya sempat melirik sekilas. Kemudian wanita tersebut bertanya, "Gini ya makenya? Bener ga, mbak?" Si pelayan tampak tidak sabaran ditanya-tanya seperti itu. Memang pelayan di toko langganan saya itu agak kurang ramah. Tetapi menurut saya barang di toko itu bagus-bagus dan harganya bersaing, serta tidak pasaran. Jadi saya selalu kembali berbelanja di situ. Karena mendengar wanita di sebelah saya bertanya-tanya terus namun kurang ditanggapi oleh si pelayan, saya yang saat itu sedang memilih dalaman kerudung menoleh ke wanita tersebut. Ternyata dia melihat saya dan tersenyum, sambil bertanya, "Mbak, gimana siy cara pakenya? Saya ga ngerti, belom pernah soalnya. Baru mau pakai." Kemudian saya memberi tahu cara memakainya. Ia terlihat sangat senang. Wanita itu juga bertanya apa bedanya dengan yang saya pegang. Kemudian saya menjelaskan bedanya. Saat saya memilih kerudung, ia ikutan memilih di sebelah saya sambil terus bertanya. "Saya ga ngerti, tapi saya pengen pake kerudung, mbak," ujarnya sambil milih-milih kerudung. Kami sempat ngobrol sebentar soal kerudung dan saya memberi tahu apa yang sebaiknya dimiliki jika mau memulai pakai kerudung sebelum akhirnya saya membayar belanjaan saya dan pamit dengannya.

Kejadian sore tadi mengingatkan saya waktu pertama kali saya mau pakai kerudung. Namun mungkin saya cukup beruntung. Waktu pertama kali saya mau beli kerudung, saya ditemani oleh adik kelas yang sudah lebih dulu memakai kerudung. Dengan sabar ia memberitahu apa yang harus dibeli sebagai awalan dan mengajari saya cara memakainya. Bahkan jauh sebelum itu, saat saya mengutarakan ada niatan memakai kerudung pada adik kelas saya yang lain, ia memberi saya kerudung sebagai kado ulang tahun saya. Sebuah kerudung putih yang manis dan bros serta kartu ucapan penuh doa darinya..[ah, diriku jadi rindu adik kelasku itu :)]. Saya sangat beruntung, karena pada saat saya ingin memakai kerudung, begitu banyak dorongan, penguatan yang saya dapat. Bahkan saat saya bimbang apakah saya bisa konsisten sampai akhir hayat [hal ini yang menjadi pertimbangan saya beberapa tahun belakangan sebelum akhirnya saya memutuskan untuk mengenakannya], saya mendapatkan jawaban yang sangat menyejukan hati dari seorang sahabat. Jawaban yang saya peroleh saat obrolan tengah malam kami yang semakin membulatkan tekad saya.

Hal ini menunjukkan lagi betapa beruntungnya saya. Ada yang sabar menemani dan mengajari saya dulu, sementara wanita dipandang sebal oleh pelayan karena terlalu ribut. Ada yang menguatkan hati ini saat saya bingung dan bertanya-tanya. Allah memang penyayang umat-Nya. Mungkin saya tidak bisa memberitahukan banyak hal kepada wanita tadi, seperti yang saya dapat dari sahabat-sahabat, saudara saya tapi saya berharap yang sedikit tadi bisa membantunya. Dan bisa membulatkan tekadnya juga.

Good Luck, miss :)

Kamis, 01 April 2010

Saya Ingin Bahagia

Saya hobi browsing. Sebetulnya browsing bagian dari hobi membaca saya. Saya suka sekali membuka blog-blog lama, foto-foto di blog, situs pertemanan. Tulisan, foto serta komentar yang ada mengingatkan saya kembali hal-hal yang pernah terjadi dan selalu sukses mengundang senyum dan tawa saya.

Walaupun terkadang tulisan yang saya tulis saat itu memperlihatkan kesedihan saya saat itu, tetapi bisa membuat saya tertawa sekarang..

Saya pernah membahas masalah ini dengan seorang sahabat. Bagaimana kita bisa menertawakan kesedihan kita. Walaupun hal tersebut sangat menyakitkan. Saat kesedihan tersebut menimpa kita, seakan-akan dunia berhenti berputar untuk sesaat, kaki serasa tidak memijak tanah. Hanya tangis yang bisa terjadi karena tidak bisa berkata apa-apa. Speachless!!

Tetapi memang Allah penyayang umat-Nya. Ia tidak membiarkan kita berlama-lama dalam kesedihan. Dalam waktu singkat, kita dapat kembali rekoveri dan menggantinya menjadi sebuah senyuman bahkan menertawakan kesedihan yang terjadi. Terlepas apakah senyum tersebut terpaksa atau dari lubuk hati yang paling dalam, kebahagiaan selalu dimulai dari senyuman. Saya jadi ingat tulisan di buku yang saya baca. Di buku tersebut tertulis 'Jangan menunggu datangnya kebahagiaan untuk dapat tersenyum, tapi tersenyumlah agar anda bahagia'*

Saya tidak tahu apakah menertawakan kesedihan ini menunjukkan kematangan mental atau jiwa seseorang atau justru memperlihatkan ketidakstabilan mental seseorang [hehehe..balik ke kegamangan niy?!]. Tetapi yang saya tahu, saat kita bisa menertawakan kesedihan kita, semua beban, kesedihan itu hilang, menguap begitu saja. Begitu cepatnya menghilang, membuat kita lupa saya pernah sedih, sakit sebelumnya.

Mungkin ini yang dikatakan "It's about the mind set" kali ya? Tapi menurut saya 'life is about to choose'. It is all up to us.
And I choose to be happy!!

Have a happy long weekend folks
:D

*Tips: Menjadi Wanita Paling Bahagia di Dunia - DR. Aidh Bin Abdullah Al-Qarni, M.A.