Senin, 16 Januari 2012

Jeritan Hati Jomblo

Kemarin tiket konser NKOTBSB di Jakarta dijual secara off-line. Berita penjualan tiket konser mereka cukup heboh di beberapa media cetak atau elektronik. Fans kedua kelompok itu sedang euforia karena akhirnya mereka memilih Jakarta sebagai salah satu tujuan konser mereka.

Tapi yang mau gw tulis di sini bukan soal itu. Tetapi efek dari kedatangan mereka. Sebagai fan berat NKOTB gw selalu posting berita soal konser ini di Facebook atau Twitter, termasuk harga tiket yang dilepas oleh promotor.

Harga tiket yang dilepas dari 950 ribu sampai 3 juta. Bukan harga yang murah tetapi bukan termasuk harga yang mahal dibandingkan artis lain. Apalagi ada dua kelompok besar dalam satu panggung.

Yang mau gw angkat di sini adalah soal reaksi temen-temen gw (yang mana adalah para fans atau pernah suka dengan mereka saat mereka lagi nge-hits dulu) pas dikasih tau harga tiket. Ada yang kaget, girang dan tertarik untuk beli. Ada juga yang berkomentar ' Buset, mahal ya, tapi ga papa deh demi nostalgia. Atau yang selalu bikin gw bt sebetulnya adalah 'Diih mending buat beli susu anak gw'. Jujur, kalo udah ada yang bilang gitu, skak mat buat orang-orang single kaya gw. Jadi diam seribu bahasa, ga bisa komentar lagi kecuali cuma tertawa meringis.

Sebetulnya apapun komentar orang, sah-sah ajah. Tetapi sebagai seseorang masih single, gw agak kecewa dengan komentar yang terakhir. No offense ya ibu-ibu, I heard such comments a lot, not just once. Tapi yang lucu (buat gw) beberapa ibu-ibu yang berkata demikian rela mengeluarkan uangnya untuk sebuah tas. Sebuah tas! Mereka bilang tas long lasting, investasi, kalo konser cuma 90 menit. Udah gitu selesai. Sebetulnya ga salah juga kalo mereka bilang gitu. Bener, klo mereka bilang tas bisa tahunan kepakenya dibandingkan dengan konser yang cuma 90 menit. Tapi bukan di situ intinya.

Secara gw juga belom jadi ibu-ibu ya, tapi males juga kalo dikomentarin kaya gitu. Soalnya di komunitas NKOTB, temen gw juga kebanyakan ibu-ibu kok dan mereka bukan yang gila konser atau eksis di setiap konser. Hanya konser NKOTB ini yang mereka bakal hadiri. Pilihan posisi nonton juga disesuaikan dengan kemampuan kantong.

Yang gw sorot di sini adalah soal keinginan. Apakah kita emang mau nonton atau engga. Kalo kita mau nonton, kita akan usaha biar bisa nonton. Kalo dibandingin sama susu, ibu-ibu lain juga harus beli susu. Beda hal kalo emang ga punya duit banget. Itu berarti memang kita harus beli susu anak daripada nonton konser nostalgia. Egois namanya kalo malah belain nonton konser. Tapi kalo untuk beli tas dibela-belain, giliran temennya ngomongin konser, dengan entengnya bilang 'Mending buat beli susu anak'. Gw pikir itu pernyataan yang egois. Ga tau kah betapa bt nya perasaan orang yang sudah mengeluarkan uang untuk sebuah tiket konser dengar hal tersebut? Seolah-olah kami egois dengan mengeluarkan banyak uang, sementara semestinya uang itu bisa untuk beli susu. Apalagi mengetahui mereka mengeluarkan uang banyak untuk beli tas, sepatu atau gadget dan beranggapan hal itu lebih 'halal' dibandingkan beli tiket konser. Jadi ga dibandingkan dengan beli susu.

Untuk sebagian ibu-ibu atau orang yang saya kenal, nonton konser ini bisa berarti 'me time'. 'Me time' itu ga cuma ke salon, spa. Setiap orang punya pilihan masing-masing untuk 'me time' nya. Semua bentuk 'me time' memiliki tunjuan yang sama yaitu 'refreshing', 'recharging' yang akhirnya membuat kita bahagia dan semangat menjalani rutinitas atau kehidupan kita. Jadi ga salah menurut saya nonton konser. Pilihlah yang sesuai budget anda. Atau kalau memang ga minat nonton karena mahal, ga sesuai budget, simpanlah kata-kata itu. Akan lebih bijaksana rasanya.

Jadi sekali lagi gw menyatakan agak bt kalo ada ibu-ibu yang mampu dari segi finansial tetapi berkomentar demikian. Tidak ada yang salah dari membeli susu anak. Tidak ada sama sekali! Hal tersebut mulia dan sudah sepatutnya. Tapi tolong pikirkan kembali saat kita akan berkata demikian. Kalo apa-apa dibandingin dengan susu anak, kelar. Ga ada lagi bahan pembicaraan kecuali mendengarkan sang ibu bercerita tentang anaknya dengan mata berbinar dengan memendam rasa dongkol untuk sesaat.

Ini juga merupakan pelajaran buat gw untuk tidak meng-counter pernyataan kebahagiaan seseorang dengan hal-hal yang ga setara yang bisa bikin orang tersebut sebel sama gw.

Dear ladies, you could be always right for your kids, but you're not always right for your friends. U know why, because we're just human being.

Mari kita sama-sama belajar.

:)

2 komentar:

  1. uni sayang,nanti aku titip salam sama NKOTB ya :*

    BalasHapus
  2. Kita mintain tanda tangan om Jon Knight buat Ridha. Udah dikirim sm mbak Irets?

    BalasHapus